Sabtu, 24 Desember 2011

Christmas oh Christmas

Hallo guys, uda lama banget ni gue nggak ngeblog. Gue sibuk banget ama tugas-tugas kuliah yang padat merayap, apalagi tugas bikin novel yang nggak kelar-kelar :(
Tapi, gue seneng banget karena akhirnya gue LIBUURRRR NATAL-TAHUN BARU!!!! Yey!!!! Libur tlah tiba, libur tlah tiba, HORE... HORE... HORE...!!!!!
Okeeh deh, daripada kita mulai autis (lo aja kali beryl hahaha) mendingan kita story-story dikit soal natal. Hemm, menurut kalian apa sih yang identik dengan natal?
Baju baru?
Pohon natal?
Santa claus?
Kado natal?
Salju?
Or whatever lha...
Mungkin kalian semua akan menjawab IYA. Tapi, sebenarnya hal yang paling penting adalah HATI kita, Why??
Karena dalam natal adalah perayaan kelahiran Juruselamat ke dunia. Dimana kita harus bersukacita dan merayakannya dengan penuh hikmah. Allah mengutus anakNya ke dunia, untuk menyelamatkan umat manusia. Karena itulah hati kita yang diperlukan dalam menyambut Juruselamat ini. Tuhan nggak ngelihat baju lo yang bagus, pohon natal lo yang gede, kado natal lo yang mahal, tapi yang Dia lihat adalah hati lo semua dalam menyambut kelahiranNya ke dunia dengan sukacita dan penuh ucap syukur.
Gue juga awalnya seperti itu, apalagi natal kali ini berbeda dengan natal tahun-tahun sebelumnya. Tapi dari sinilah gue belajar gimana untuk selalu sukacita walopun masalah yang gue hadapi.
So, Hati lah yang utama dalam merayakan natal ini, mari kita bercermin diri apakah hati kita sudah pantas dalam menyambut Juruselamat lahir kedunia??
MERRY CHRISTMAS ALL, GBU ^^

Kamis, 08 Desember 2011

Sakit itu Global Warming

Gue lagi sakit... bukan sakit hati bukan juga sakit jiwa tapi sakit gigi.. eh ngga ding, boong gue hahaha tapi sakitnya beneran..hiksss.
gue lagi sakit pilek batuk ni, biasa penyakit langganan.datang tak diundang tapi kalo pulang diantar (gimana ceritanyaa cobaaa). Dari semua penyakit yang paling nyusahin tu PILEK!!!
Sepanjang hari meler teruss benar-benar sungguh menyiksa. Akibatnya satu kotak tissue gue habis padahal itu baru setengah hari. Gimana kalo seharian????
Benar-benar sungguh pemborosan dan secara ga langsung gue uda menyumbang penipisan lapisan ozon pada bumi kita.:( i'm sorry earth....
Lha gimana maksudnya apa coba??
Gini lhoo waktu gue hendak membuang tissue bekas jarahan gue, gue sadar betapa gue sudah memboroskan tissue dan seperti kita tahu tissue yang sedang kita pakai berasal dari serat kayu yang berdaun jarum atau pinus atau yang memiliki serat kayu pamjang (dan dalam lingk orang kertas dinamakan NBKP) kemudian NBKP tersebut diolah seperti saat membuat kertas, kemudian diambil pulp kertas lalu diolah dipapermachine tissue.
Setelah itu pulp tersebut mengalami penggilingan kemudian masuk ke yankee dryer dan apabila telah kering tissuenya digulung... jadi bisa dikatakan kalau gue memboroskan tissue sama aja gue uda berusaha menghancurkan 1 pohon yang seharusnya dilestarikan..hiksssss maafin gue yaa!!! gue janji ga makan sembarangan lagi ga makan permen,es,gorengan dan makanan pedess.. 
LHA?? TRUSS GUE MAKAN APA DONK?????

Selasa, 06 Desember 2011

Merawat Si Gendut dan Berbulu


Gendut, berbulu, dan besar, itulah pendeskripsian kita tentang boneka Teddy Bear. Boneka Teddy Bear sudah dikenal sejak jaman dulu dimana penggemarnya tidak hanya anak-anak tetapi juga orang dewasa. Tak heran banyak toko-toko boneka khusus untuk Teddy Bear, seperti adanya Teddy House, dimana menjual segala jenis Teddy Bear dan pernak-perniknya, seperti baju, sepatu, aksesoris, rumah dan lain-lain. Dalam merawat boneka Teddy Bear sendiri, ada beberapa cara, yaitu menggunakan kain basah, mencuci dengan air, dan menggunakan baking soda. Tetapi perlu dipastikan apakah boneka tesebut bisa dicuci dengan mesin cuci, dengan tangan atau dry cleaning.

Selasa, 22 November 2011

Modemku Menangis

Sedih banget uda lama ga posting. Gue lagi wifi gratis ni di perpus kampus hahahaa. Soalnya modem gw uda habis saldo..huhuhuhu gue sedih, seakan-akan hidup gue menjadi hampaaa tanpa modem kesayangankuu. Ternyata gue baru tau kalo internet tu penting banget buat hidup kita. Secara berapa hari berpisah dari internet tu ga enak banget. Tiep buka laptop, ga bisa online sedih banget.
Pasti modem gue sedih banget ga bisa ketemu gue beberapa waktu ini.. Sabar yaa modem, i'll always miss u so much........ hiksss

Kamis, 17 November 2011

Teddy Bear and Teddy House

Lanjut postingan gue sebelumnya dimana gue jalan-jalan ke sebuah mall dan masuk ke teddy house. Teddy house adalah rumah boneka beruang teddy. Maksudnya bukan rumah asli, tetapi buat para penggila teddy bear, segala macam teddy bear dengan aksesorisnya lengkap dijual di teddy house. Setiap kali gue masuk dalam situ, cuman satu pikiran gue "Kapan gue bisa punya ini semua???". hahahaha.
teddy house (tampak luar)


teddy house (tampak dalam)


 
Selain itu, ternyata ada lhoo sejarah terciptanya teddy bear, yaitu 

Walking-walking :p

Huaa,lama banget kayaknya uda ga nulis, gue sampe harus nyapu,ngepel blog gue ni sangking kotornya.
Well, hr ni gue terakhir ujian, dan Puji Tuhan semua dapat berjalan lancar. Saatnya teriak AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.......
Tapi sayang beribu sayang, keuangan gue ga selancar ujian gue. Menipissss banget boo, seperti jeruk nipis (lho??). Oleh karena itu, keinginan gue untuk pergi jalan-jalan pupus sudah. Tapiii, ternyata Tuhan berkehendak lain. Gue bisa jalan-jalan gratissss. Rencana mau maen pump di Summarecon Mall Serpong (baca: SMS). Temen gue vina ( blog : http://vampireofknight.blogspot.com/ ) baik bangetttt, dia yang ngebiayain maen pump. hahahahaa berhubung saldo dia banyak B). Nah kita kesana nya pun gratis (ga mau susah) hehehee nebeng mobil temennya temen gue (weleh weleh), trus uda sampe sana kita maen pump sampe capek, setelah itu keliling mall. Keliling??? Yup, tp bukan untuk belanja ato melihat-lihat isi mall, tapiii untuk FOTO-FOTO hahahaha Narsis-narsisan, ga peduli dilihat orang yang penting hepi (yeaaah!!!). Ternyata dengan bernasis-nasis ria di mall, membawa dampak yang baik lhoo... jadi kita yang lagi bokek alias kere ga akan tergoda atau tergiur melihat isi-isi mall. Patut dicoba, terbukti 100%. Trus pulangnya ga mau susah juga, cari gratisan, naek shuttle hahahaha, senangnya hatiku turun panas demamku. Ya itulah keseharian gue walking-walking di mall dengan bermodalkan kamera hape. oh iya, di mall gue ketemu toko TEDDY BEAR, ajibb gilaa, lucu-lucu bonekanya. Gue share ya foto-foto gue beberapa
*dilarang tutup mata, muntah atau kejang-kejang saat melihat isi dibawah ini*

Jumat, 11 November 2011

Choi Minhwan : MINARI DAY ^^

yey...this is MINARI DAY ^^
well hari ini, Choi Minhawan ulang tahun ke-20... saengil chukahamnida oppa.
Gue senang banget (yah walopun ga ada di korea), ikut merasakan aja.. berhubung gue juga primadonna (sebutan untuk fans ft island). Dan unik banget tahun ini, dia ulang tahun di tahun 2011 bulan 11 tanggal 11. Bisa dibilang 11-11-11.. wah unique and lucky date :)
Di twitter gue @BerylPrims , gue sempet ngepost ke dia yah itung2 ucapan selamat gue.
 
;.
Tu bacanya se-la-mat u-lang ta-hun mi-na-ri ^^ hehehe walopun dalam bahasa indonesia tapi kan niat. cz gue lagi belajar nulis hangul. tapi masih dasar-dasarnya. yah cukup latihan sebelum meminang oppa hongki di korea (lho???) well guys, saatnya berteriak AAAAAA , karena gue bakal ngasi tau kalian info tentang oppa minhwan (apaan sih beryl, ga penting deh zzz) hehehehe

Kamis, 10 November 2011

Resep Bola-bola Coklat "Mak nyosss"

Siang ceria siang yang panassss
hari ini gw lagi ga da jadwal kuliah.. yah itung-itung refreshing di rumah. Kegiatan gw diawali dengan membaca novel "kambing jantan" karya bang Raditya dika. Karena capek ngakak (isinya konyol abesss) gw memutuskan untuk membuat sesuatu yang bisa dimakan. Alhasil, gw membongkar dapur dan isi kulkas dan nemuin biskuit,coklat,susu. Dan gw punya ide cemerlang, gimana kalo gw buat bola-bola coklat..hehehe Cemerlang banget kan??
Berhubung uda lama banget ga buat bola-bola coklat. Gw inget banget gmn dulu gw ama adek gw seneng banget bikin begituan. Tapi seiring perkembangannya waktu dan jaman (ga nyambung), gw uda mulai jarang membuat begituan. Yah mending cari yang praktis, langsung aja BELI...
Tapiiii, berhubung gw cinta bangsa dan negara (lho?), gw lebih memilih membuat sendiri. Selagi bahan ada ngapain beli diluar?? (alesaaaan , bilang aja ga mw ngeluarin duit hehehe)
well, daripada penasaran bola-bola coklat itu gimana, gw kasi tau deh resep pembuatannya. Dijamin MAK NYOOOSSS... :D

FT Island : Five Treasure Island

Wolaa, ni dia band favorit gw.. tadaaa FT Island. Band yang beranggotakan Hongki, Jaejin, Jonghun, Minhwan dan Seunghyun ini benar-benar real band korea ga ada embel "boy" yang saat ini tengah melejit di Korea. Mereka bermusik dibawah naungan Fn'C music.
Gw mulai mengenal FT Island karena salah satu anggotanya pernah bermain di "He's beautiful"..yup siapa lagi kalo bukan Lee Hongki as Jeremy.
So, daripada penasaran gw kenalin deh satu-satu anggotanya :

1. Lee Hongki
Posisi : vokalis utama
Tanggal Lahir : 2 Maret1990
Twitter : @skullhong

2. Choi Jonghun
Posisi : leader,gitar, dan piano
Tanggal Lahir : 7 Maret1990
Twitter : @FtGtJh

3. Lee Jaejin
Posisi : bass gitar
Tanggal Lahir : 17 Desember 1991
Twitter : @saico011

4. Choi Minhwan
Posisi : Drummer
Tanggal Lahir : 11 November 1992
Twitter : @FtDrMH1111

5. Song Seunghyun
Posisi : Subvokal,rapper,gitar
Tanggal Lahir : 21 Agustus 1992
Twitter : @chungxuan

Wah kelihatan kan siapa yang masih maknae?? oppa minhwan dan seunghyun...:D
Nah, selain itu ada lho mantan anggota FT Island, yaitu wonbin yang lebih memilih bersolo karir.
Walaupun sudah bongkar pasang personil satu kali, tapi personil FT Island tetap menjalin keakraban dengan ex-personil. Salut deh ^^

6. Oh Wonbin
Posisi : Vokalis, gitar
Tanggal Lahir : 26 Maret 1990
Twitter :-

Well. walaupun industri musik korea saat ini tengah "berperang" boyband or girlband, tapi FT Island tidak terpengaruh dan tetap mempertahankan eksistensinya sebagai BAND hingga dikenal di seluruh dunia.
Ni ada info buat kamu para primadonna Indonesia, dapetin info mengenai FT Island di
http://primindo.wordpress.com/



Tips Konyol Mencari Lelaki Masa Depan

Well, hari ini gw mau share.. yah pengalaman gw. tadi hampiiiirrrr aja gw ketilang polisi. Yah, berhubung gw gesit (slap-slap-slap) gw berhasil menghindar. hahahaha. emang sii salah gw juga ngelanggar lampu merah (tapi kan masi keburu pa polisi huhuhu). Tapi gara-gara itu, sepanjang jalan gw jadi "parno" tiep kali liat motor di dekat gw. Brasa kayak tu polisi ngejar gw (yah, sapa tau tu polisi belum dapet "uang jajan" seharian). wkwkwk jadiin pengalaman aja deh, lain kali janji ga ngelanggar pa polisi.hiksss
Yah inti ceritanya sii bukan itu, sebenarnya tadi pulang kuliah, gw menjalin pembicaraan serius dgn sahabat gw noni. Intinya tentang tips mencari lelaki.
Noni bilang kalau mau cari laki-laki JANGAN cari yang ganteng. Lho??? Katanya misalnya si istri cantik, si suami ganteng, faktor anaknya jadi jelek and so pasti anak merasa minder (bagi yang merasa jangan tersinggung yaww). Sebaliknya kalo si istri cantik dan suami jelek , maka akan menghasilkan anak yang cantik en ganteng...  see?? ga masuk akal sii emang, namanya juga baru riset kecil-kecilan. tapi inti dari semua pembicaraan itu, gw tetap bertekad untuk mencari COWO BULEE. (Lha?? apa hubungannya coba??) Emang ga da hubungannya sii, gw juga bingung apa hubungannya. hehehehe

Kamis, 03 November 2011

MATA PANDA?? No Problem

Gemar banget tidur malam? well, semenjak kuliah, ga da di kamus gw tidur dibawah jam 10 malam.
Gara-gara itu kantung mata gw jd item alias MATA PANDA... arghh padahal begitu aja uda ngebuat kita para cewek jd ribet soal penampilan. Iseng-iseng search, eh gw ketemu tips bagus ni buat ngilangin mata panda :
1. Parut beberapa kentang mentah.lalu rendam kapas kedalam parutan itu.Tutup mata,kemudian tempatkan kapas ke mata.Pastikan kapas itu menutupi seluruh lingkaran hitam bawah mata serta kelopak mata. Biarkan selama 10 menit
2. Oleskan satu sendok teh tomat dan air jeruk nipis ke sekitar mata.Lakukan dua kali sehari

3. Campurkan beberapa sendok teh jus nanas segar dengan sejumput bubuk kunyit,bila dioleskan di lingkaran hitam mata maka dapat membantu menghilangkannya.
4. Minum segelas jus tomat yang di campur dengan beberapa daun mint,air jeruk nipis, dan garam.Minumlah dua kali sehari .Manfaat jus ini tidakhanya dapat menghilangkan lingkaran hitam tetapi juga mencerahkan wajah.
5. Letakkan beberapa daun mint di sekitar mata.Hal ini dapat memberikan efek dingin untuk mata yang lelah.
6. Setiap malam sebelum tidur oleskan krim yang mengandung vitamin E dan C di sekitar mata.

Midterm is coming soon!!!

Akhh,bentar lg gw harus ngejalanin namanya UTS. and ini pertama kali gw ngadepin uts di perguruan tinggi.
So,semua rasa campur aduk. Mau itu takut,deg2an,sedih,senang,kecewa,marah smua jadi satu. Katanya ni yee, uts perguruan tinggi beda ama masa sekolah dulu. well,ga bisa ni pake istilah "SKS" hahaha. Buat lo semua yang bakal ngadepin uts n' bingung mesti ngapain cz ini kali pertama lo semua uts di perguruan tinggi, no problem sob.. gw kasi beberapa tips :

1. hilangkan kebiasaan SKS (sistem kebut semalam)
2. rajin pedekate ama ketua kelas, well pengalaman gw pribadi, dosen cenderung ngasi bahan ke ketua kelas, so biar bahan-bahan ujian lancar nyampe ke kita, lo semua mesti rajin "pedekate" ama ketua kelas lo.
3. duduk paling depan, anggapan "tempat ga strategis" justru mesti lo semua anggap "tempat strategis". karena darisitu dosen jd tau kalo kita rajin ngikutin pelajaran dia n'ga bakal menutup kemungkinan nilai kita dibantu wkt uts hahaha (ngarep :p)
4. baca ulang pelajaran yg diberikan tiep hari,jam,menit bahkan detik
5. jangan tidur larut, cz itu bisa ngebuat kita jd mudah ngantuk n'ga konsen ngikutin pelajaran
6. yang paling terakhir so pasti berdoa hehe

well walopun tips yang diatas ga guna banget, tp lumayan bermanfaat lho!!

Sabtu, 08 Oktober 2011

Cerpen karya Kurnia Effendi

Mau ngeshare ni,kemarin gw dapet tugas kuliah disuru membaca cerpen sastra. Jujur gw ga kurang suka hal-hal yang berbau "sastra".. Tapiiii, ternyata gw salah! Kebetulan gw dapet cerpen sastra karya Kurnia Effendi yang TOP banget. Ceritanya bagus dan unik, slain itu nilai-nilai yang bisa dipetik banyak banget. So,here they are...


Juru Rias dan Seorang Pesolek
Oleh : Kurnia Effendi

Malam beranjak larut, tapi Maharayi masih ingin menyelesaikan pekerjaannya. Ia selalu berhasrat mendapatkan hasil yang sempurna. Setelah menggunting rapi alis lelaki gagah yang terbaring dalam tidur abadi itu, ia akan merias wajah dinginnya agar terlihat segar. Sumringah dalam setelan jas hitam yang masih tegas garis lipatan setrikanya dari jasa laundry.
“Sekarang sudah malam. Boleh saya menyanyi?” bisik Maharayi di depan almarhum Sugondo. Ya, nama lelaki itu Sugondo. Terhenti usianya di angka enam puluh satu tahun tiga bulan empat belas hari. Mungkin ditambah beberapa jam. Serangan jantung. Kemarin tampak tubuhnya sedikit membiru.
Lalu bibir Maharayi menyenandungkan sebuah lagu yang-kemungkinan besar, jika Sugondo masih mampu mendengarnya-akan dikenalnya dengan baik. Lagu yang digubah oleh Ismail Marzuki. Lagu yang pasti tidak populer bagi telinga anak muda sekarang. Maharayi memilih lagu itu karena jenazah yang berbaring di depannya berusia enam puluh satu tahun. Bukan enam belas tahun.
Maharayi membuka tutup bedak. Terus bernyanyi seraya memulas wajah pucat itu dengan serbuk lembut yang hanya sedikit menyiarkan aroma jasmin. Begitu hati-hati tangannya bergerak, seperti khawatir membangunkan lelaki yang terpejam tenang itu.
“Bapak dulu tentu seorang yang dipuja banyak perempuan.” Maharayi tersenyum. Barangkali, jika boleh jujur, ia juga tertarik dengan garis rahang yang kuat itu.
“Nama saya Maharayi. Siapa tahu, di tempat yang baru, ada yang bertanya mengenai perias wajah Bapak.”
Maharayi tersenyum lagi. Di tengah sunyi malam, di tengah rumah duka yang lengang, ia biasa bercakap-cakap sendiri. Seolah para jenazah itu sahabat yang dapat mendengar dan bahkan menyahut sesekali dengan ucapan yang tulus. Ia merasa berbahagia memperlakukan seorang almarhum atau almarhumah dengan ramah. Sering kali seperti terdapat senyum dari bibir jenazah itu saat ia pamit meninggalkan ruangan yang dikelilingi harum hio terbakar.
“Akhirnya selesai juga. Semoga Bapak dapat melangkah dengan tenang ke rumah yang lebih luas. Saya akan pulang.”
Maharayi memasukkan sisir, gunting kecil, bedak, pensil alis, dan beberapa peralatan rias lainnya ke dalam beauty case berwarna coklat muda. Ia memandang sekali lagi wajah Sugondo sebelum melangkah menjauh. Ia tak mungkin menciumnya karena bukan istri atau kerabatnya. Bukan pula kekasih gelapnya. Ia hanya seorang perias jenazah.
Di depan pintu yang ditinggalkan, ia dijemput seorang petugas rumah duka yang kemudian mengiringinya berjalan ke ruangan yang mereka sebut ruang tunggu. Ada seorang kerabat almarhum yang segera menjabat tangannya dan mengucapkan terima kasih. Maharayi sedikit terkesima memandang wajahnya. Seperti wajah seorang model yang kerap tampil di halaman majalah. Wajah halus dengan bedak tipis dan, mungkin, celak di bawah mata serta selapis pemerah bibir yang samar.
“Keluarga yang lain di mana?”
“Kebetulan sedang makan di luar sebentar. Apakah Ibu perlu saya antar pulang?”
“Oh, tidak,” Maharayi buru-buru menampik. “Saya membawa mobil.”
“Baiklah. Sekali lagi terima kasih.” Anak muda Tionghoa yang matanya tidak terlalu sipit itu sedikit membungkukkan badan.
Mereka pasti orang terpelajar, pikir Maharayi. Anak atau cucu sulung Pak Sugondo? Keluarga dengan bibit yang baik, gumamnya, sebelum meninggalkan rumah duka. Minibus yang dikendarainya meluncur memasuki padat lalu lintas.
Sejak suaminya berangkat berlayar empat bulan yang lalu, Maharayi mengemudikan mobil sendiri. Membuatnya terlihat lebih lelah setiap tiba di rumah. Biasanya, begitu masuk ke dalam rumah, dia akan memeriksa kamar kedua anaknya. Mula-mula Dito, kelas I SMP, yang meringkuk dalam dengkur halus. Radio di dekat ranjangnya dinyalakan sepanjang malam. MTV Sky, 101,4 FM. Tapi malam ini bukan Kemal yang siaran. Maharayi tersenyum sendiri karena ternyata mengenal suara penyiar radio ABG itu. Ia membetulkan letak selimut di atas tubuh Dito, lalu mencium pipinya.
Listy masih terjaga. Sedang memasang foto pada sebuah album. Hanya menoleh sebentar sewaktu ibunya membuka pintu kamar.
“Besok tidak ada ulangan, Nak?”
“Sudah belajar,” sahut Listy tanpa memandang.
“Ibu mandi dulu ya,” Maharayi berbalik badan, namun ekor matanya sempat menangkap sebuah potret yang tergeletak di atas meja belajar Listy. “Siapa?”
“Alessandro.”
“Pemain sepak bola?” Maharayi merasa karib dengan nama itu. Tapi sesuatu berkelebat dalam ingatan. Wajah itu!
“Peragawan.”
“Kamu kenal?” Terdengar nada kagum.
“Hampir semua temanku kenal. Dia main sinetron juga.”
Maharayi menyadari jarang pulang pada jam tayang sinetron. Menyadari sejumlah letih menggayut saat tiba di rumah. Tapi kini justru semakin jelas kelebat wajah dalam ingatannya.
“O, hebat! Kamu berteman dengan bintang televisi.”
Kepala Listy tengadah mendadak. Ada rona berang pada parasnya, menduga ibunya menyindir. Namun, tak ditemukan gelagat itu pada muka ibunya yang sedikit berminyak.
“Ibu aneh.” Listy meneruskan pekerjaannya. “Dia model terkenal, karena itu aku kenal.”
“Apakah menurutmu tidak tampak terlalu cantik sebagai laki-laki?”
“Zaman sekarang kan begitu? Yang bersolek tak hanya perempuan. Cantik juga menjadi hak laki-laki, Bu.”
“Ya, sudah.” Maharayi meninggalkan kamar Listy. Pikirannya mencoba menangkap kelebat wajah yang mengganggu. Rasanya baru saja memandangnya. Ah, Alessandro!
Anak atau cucu Bapak Sugondo? Ia ramah dan terpelajar. Tentu. Karena dia seorang peragawan sekaligus bintang sinetron. Atau karena ramah dan terpelajar, maka Alessandro menjadi bintang film?
Maharayi melangkah terburu kembali ke kamar Listy. Tapi pintunya terkunci dan dia urung mengetuk. Ia hanya ingin bilang: “Tadi Ibu ketemu Alessandro di rumah duka.”
Sinar matahari mulai kendur ketika Maharayi tiba di rumah. Ia tak langsung memasukkan mobil, melainkan turun di depan serambi dan mengunci pintu dengan remote yang meninggalkan bunyi bip dua kali.
Langkah sepatunya mengetuk dengan gegas di ubin keramik teras rumahnya. Ia tak perlu mengetuk pintu karena ternyata tidak dikunci.
“Dito!” Panggilnya seraya meletakkan tasnya di sisi meja televisi. “Listy!”
Di ruang tengah Dito menatap ibunya. Memancar cemas dari wajahnya. Kecemasan yang tak biasa. Dan Maharayi mengulang pertanyaannya.
“Kak Listy pergi.”
“Ke mana?” Mata Maharayi tak berkedip. Meminta jawaban.
“Apakah Ibu tahu kalau Alessandro meninggal karena kecelakaan?” Dito menatap dengan raut cemas. Cemas yang tidak biasa.
“Ya Tuhan…” Maharayi menutup wajahnya. Ia tadi memang ditelepon keluarga Sugondo, tapi tak terlalu jelas karena dihiasi isak tangis. Ia buru-buru pulang dari kunjungan rutin ke rumah mertua oleh sebab berita yang tak terlalu meyakinkan itu. Mungkin Listy belum mendengar, atau justru dapat menjelaskan?
Dito berlari ke dapur, mengambil segelas air putih untuk ibunya. Maharayi menerima dan segera meminumnya. Duduk dan bersandar di sofa ruang tamu, menenangkan diri. Sekarang ia lebih menduga Listy tahu kabar tentang musibah yang menimpa bintang favoritnya. Dapat dibayangkan, tokoh pujaan yang fotonya disimpan secara khusus itu kini tak mungkin tampil lagi di depan penggemarnya kecuali memutar ulang film-film yang dibintanginya sebagai memoar. Dapat dibayangkan kesedihan macam apa yang kini sedang bergelimang di hati anaknya. Tapi… ke mana sebenarnya Listy?
“Kalau begitu, Ibu mau melawat ke rumah…”
“Lihat, Bu! Beritanya masuk televisi.” Dito membesarkan volume suara. Maharayi tertegun memandang liputan sore itu: proses pengangkatan mobil Alessandro dari sebuah jurang sebelum kawasan Cianjur. Tampaknya tak banyak luka yang diderita, namun benturan di kepala membuatnya langsung tewas. Potongan gambar berikutnya adalah suasana rumah sakit saat jenazahnya turun dari ambulans.
Maharayi hampir menelepon ke rumah keluarga Sugondo, tapi urung. Apakah akan ada yang menjawab? Ditatapnya Dito, sejenak ragu akan meninggalkan anak bungsunya sendiri di rumah. Kemungkinan besar ia akan lama berada di rumah keluarga Alessandro seandainya sulit membujuk Listy pulang. Aneh, kenapa telepon seluler Listy tidak diaktifkan?
“Ibu akan menunggu sampai sore. Jika Listy tak juga pulang, kita harus mencarinya.” Itu keputusan Maharayi.
Sunyi memenuhi relung ruang tunggu krematorium itu. Ibu Alessandro menyambut kedatangan Maharayi dengan sepasang mata sembab. Orang yang sama, yang memintanya beberapa hari lalu untuk merias wajah Pak Sugondo.
 “Saya tak tahu apa maksud Tuhan, tapi inilah yang terjadi.” Suaranya tersedu.
Maharayi menjabat tangan perempuan itu dengan takzim. Menyampaikan perasaan turut berduka.
“Dia masih muda. Cita-citanya masih panjang. Dia sedang menuju puncak.”
“Sayang sekali, memang. Kemarin dulu saya bertemu dengannya. Dia pemuda yang baik.”
Ingin Maharayi meneruskan dengan kata-kata: “Anak saya sangat memujanya…” tapi urung. Saat ini Listy, dengan cara yang lain, pasti juga merasa kehilangan.
“Saya minta Bu Rayi membuat Alessandro setampan pangeran.”
“Terima kasih atas kepercayaan Ibu.”
Seseorang mengantar Maharayi ke tempat jenazah Alessandro disemayamkan. Di depan pintu, sebelum masuk ke ruang yang mulai dipenuhi harum setanggi Cina, Maharayi membuka tas yang dibawanya. Ia terperanjat karena beauty case warna coklat muda tidak terdapat di dalamnya. Apakah tertinggal di mobil? Sejak kapan terpisah dari tas besarnya? Atau justru tertinggal di rumah? Tapi, ia tak pernah merasa membongkar tas itu sepanjang tiga hari ini.
“Kenapa?” tanya pengantar itu.
“Tidak apa-apa,” Maharayi menggeleng cepat. “Ayo, kita masuk.”
“Apakah boleh saya tinggal?”
“Ya. Biarkan saya sendiri.”
Maharayi menunggu sampai pintu tertutup. Sore ini di ruang itu hanya ada satu jenazah. Alessandro! Sang peragawan yang menurutnya terlalu cantik untuk seorang laki-laki. Langkahnya perlahan mendekat. Apa yang hendak dilakukannya tanpa alat rias? Maharayi belum hendak memutuskan apa pun. Ia hanya ingin melihatnya dari dekat.
Tertegun ia memandang jenazah Alessandro. Begitu ranum. Kulitnya terlampau halus. Segar. Seperti masih dijalari denyut kehidupan, tidak sepucat mayat yang selalu ditangani selama ini. Diperhatikannya alis yang rapi, rambut yang terletak tepat pada tempatnya. Wajah yang tak berminyak dengan pori-pori lembut. Pipi yang kemerahan…
“Apa lagi yang harus kutambahkan pada wajahmu, Alessandro?” bisik Maharayi sendiri. “Rasanya engkau bisa bersolek sendiri.”
Tiba-tiba mata Maharayi terasa panas. Tak pernah ia merasa sesedih sore ini. Setiap jenazah selalu meninggalkan aroma duka, tapi Alessandro membenamkan luka yang tak pernah dibayangkan. Bagaimanapun ia dapat merasakan kehancuran hati Listy.
“Benar pertanyaan ibumu, Nak. Kita tak pernah tahu apa maksud Tuhan,” bibir Maharayi gemetar. “Kamu masih muda, cita-citamu masih panjang. Dan kamu seorang yang cantik. Apa lagi yang harus kutambahkan pada wajahmu?”
Pandangan Maharayi begitu mendalam pada paras pemuda itu. Ia seperti melihat pemuda itu tersenyum. Oh, tidak! Bahkan ia melihat sepasang mata Alessandro membuka perlahan. Mata yang kemudian tersenyum.
“Ibu tak perlu merias wajah saya. Listy, anak Ibu, telah melakukannya.” Maharayi mendengar suara Alessandro. Tenang dan sopan. Ia ragu, apakah ia melihat gerakan bibir pemuda itu? Tapi ia jelas mendengar suara itu. Suara yang menyapa dengan santun tiga hari lalu, seusai merias jenazah Pak Sugondo.
Mata itu kembali menutup. Atau sesungguhnya tak pernah membuka? Maharayi gemetar, tertegun dengan denyar darah tak beraturan. Kini rasa takut menjalar perlahan dan membuat sepasang kakinya berangsur dingin.
Listy? Apakah kamu telah mengambil alat rias Ibu? Mata Maharayi basah. Ia bergeser mundur. Baru sekali ini ia gemetar di depan jenazah. Sunyi merayap. Senyap mengertap. Tak ada suara burung gereja yang biasanya bercericit di lubang angin. Tak ada suara angin yang biasanya menggerakkan daunan pohon di sisi krematorium.
Tapi ia mendengar isak yang lain. Ia terus bergeser mundur dan tiba-tiba merasa membentur lembut seseorang. Segera ia membalik tubuh dan mendapatkan Listy yang menggigil dengan wajah basah air mata. Di tangannya tergenggam beauty case coklat muda miliknya.
“Maafkan aku, Ibu.”
Maharayi memeluk Listy. Seraya kembali mengingat: apakah benar Alessandro bicara padanya? Apakah benar sang pesolek itu membuka mata dan memandangnya? Dadanya mulai basah oleh air mata Listy.*

Jakarta, 15 Agustus 2004