Rabu, 27 Februari 2013

Kreativitas Melawan Politik Pemerintahan Kenya

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah penulisan feature :)


Waktu menunjukkan pukul 08.00 malam. Suasana mencekam nampak di Nairobi, daerah yang berada di negara Kenya. Boniface Mwangi, 29 tahun, memasuki sebuah rumah tempat timnya berkumpul. Dia adalah seorang aktivis Kenya yang tergabung dalam organisasi Picha Mtaani, bertujuan memerangi pemerintahan yang penuh dengan korupsi, kekerasan, dan ketidakadilan. Banyak masyarakat Kenya hidup dengan penghasilan dibawah rata-rata, korupsi antara tahun 2002-2007 mencapai 1$BN, pada pemilu Desember 2007 lebih dari 1.100 orang terbunuh dan 600.000 orang secara paksa dipindahkan. Boniface duduk mengitari meja bersama para timnya. Tumpukan kertas-kertas dan beberapa cangkir teh menghiasi meja diskusi. Lima orang termasuk Boniface, berdiskusi mengenai rencana mereka.
Aku khawatir karena jika kita merencanakan proyek ini, kita harus melihat apakah itu sesuai dengan dinding,” kata salah seorang dari mereka sambil menunjukkan sebuah kertas dengan coretan.
Graffiti, Boniface menyebutnya demikian. Itulah kreativitas yang mereka gunakan untuk menyalurkan pendapat dan aksi protes. Ini adalah proyek pertama mereka. Waktu terus berjalan, malam kian mencekam. Perasaan gugup memacu adrenalin Boniface selama perjalanan menuju pusat kota Nairobi. Mereka melepaskan diri dari zona aman dan datang untuk memerangi undang-undang dan mengatakan kebenaran. Pukul 10.00 malam, Boniface dan timnya segera melancarkan aksinya. Gambaran, tulisan, dan graffiti mulai memenuhi dinding kota.
Ini adalah gambaran Kenya. Kami memiliki burung pemakan bangkai, yang merupakan anggota parlemen, mereka glutonouss, mereka memakan pajak kami, mereka memperkosa ibu kami, mereka ambil tanah kami, jadi kami menggunakan lukisan untuk mengatakan bahwa kita tahu siapa mereka, kami tahu kalian preman, dan kami berjuang kembali untuk merebut kembali negara kami,” katanya.
Uhuru dan Bankslave, graffiti artist yang membantu Boniface, menyambut baik gagasan ini. Semangat dan rasa gugup bercampur terlihat dari wajah Boniface karena kegiatan ini dilakukan diam-diam untuk menghindari polisi.