Minggu, 02 Desember 2012

Life

Kuliah,
baru terasa berat di semester 3 ini. Benar selama ini apa kata orang-orang, enggak ada yang lebih enak dari masa-masa sekolah. Pantesan aja, lagu-lagu cinta selalu berawal dari sekolah. Jurusan yang gue ambil juga menuntut gue untuk lebih banyak praktek. Kedengarannya asyik, tapi buang jauh-jauh pikiran itu, well kalau tugasnya sampai enggak kebentrok ama jadwal lain enggak masalah, tapi, ini sebaliknya.... Selain itu, kesel ama dosen, mungkin hal yang wajar, tapi kalau gue kesel juga ada alasannya yang menyangkut masa depan gue juga.

Kalau inget dulu waktu masih anak ingusan, pakai baju merah putih, lihat anak-anak SMP, pengen banget jadi mereka. Iyalah, siapa yang enggak bosen, selama 6 tahun harus pakai seragam itu terus, bahkan saat kelas 6 tak heran ditemui baju-baju yang sudah mulai kekecilan, rok kependekan, sampai warna putih jadi butek enggak jadi masalah.

Setelah itu, pertama kali pakai seragam SMP, masih inget gimana papa bilang
"Wah anak papa sekarang sudah besar ya..."
Senang banget waktu itu. Papa ngomong di depan rumah waktu gue lagi nunggu jemputan. Setelah SMP, pindah-pindah dan setahun doank di tiap sekolah, pengalaman yang enggak terlupakan. Gue masih mikir sampai sekarang, kenapa waktu pindah-pindah itu, gue bisa cepat beradaptasi? Padahal gue termasuk anak yang pendiam dan pemalu (saat itu). Seperti halnya waktu SD, waktu SMP juga pengen cepat-cepat jadi anak SMA, rasanya pengen cepat-cepat dewasa....

SMA, menyenangkan, pengalaman baru, mengenal persahabatan lebih lagi, mengenal juga bagaimana sebuah konflik dalam pertemanan, mengenal yang namanya perkembangan jaman itu cepat banget, mengenal yang namanya susah-senang, dan terlebih-lebih mengenal gimana rasanya jauh dari orang tua.

Sendiri,
semua serba sendiri, yang tadinya enggak bisa ke dokter sendiri selalu ditemani papa atau mama, sekarang harus sendiri. Mandiri lebih tepatnya. Enggak pernah kebayang dari keisengan gue ngomong, gue bisa pindah sekolah dan jauh dari orang tua.

Gara-gara guru kesenian gue yang maksa gue ikut-ikut acara yang gue enggak suka, dan waktu latihan gue enggak datang, gue ditegur dan walaupun dia enggak marahm gue enggak senang dia sampai ngancam nilai kesenian gue bakal kurang. Akhirnya setelah merengek-rengek pindah sekolah, tadaaa! keajaiban datang, mama yang saat itu langsung nelpon ke Jakarta, minta saudara nyariin sekolah, dan gue bisa tinggal disitu. Merekapun setuju!

Beberapa minggu sebelum pindah, gue sempat enggak mau pindah, tapi.... itu sudah terlambat, jadilah sekarang gue di Jakarta sampai kuliah.
Dan gue bersyukur, kalau enggak pernah pindah kesini, kalau bukan karena kejadian itu, gue enggak bakal ngerasa yang namanya hidup mandiri.

Sekarang sudah lebih dari 3 tahun gue disini, puncaknya sekarang gue ngerasa sendiri lagi. Mungkin efek tugas yang bejibun dan natal harus dilewati sendiri... well, walaupun gue disini sama saudara, tapi tetap aja suasananya beda. Belum lagi, tugas kuliah yang menumpuk, otomatis, natalpun jadi enggak tenang.

Ya, mudah-mudahan ini semua cepat berakhir. Tetap memegang teguh prinsip: MAKE MY MOM AND DAD HAPPY, mungkin bukan dengan uang, tapi gue bisa lulus dengan baik dan bisa dapat kerja....
Walaupun ada beberapa teman ngerasa jurnal itu rendah, tapi gue percaya,

"keberhasilan itu bukan berdasarkan apa pekerjaan kamu, tapi bagaimana kamu bekerja di dalamnya, disitulah kamu bisa merasakan  arti hidup, apakah kamu bisa mencapai tujuan kamu atau tidak"

So, kalau tukang becak pun, kalau emang dia tekun dan bekerja keras mengumpulkan uang, dia pasti bisa berhasil dan mencapai tujuan dia.
Makanya itu, gue harus berusaha,
Kuliah sekarang memang berat, mungkin saat ini gue merasa sendiri, tapi gue percaya, suatu hari nanti, gue pasti bisa ngelaluin semua ini dan berhasil mencapai tujuan gue.
Hidup itu berat, tapi selama kamu optimis, kamu bakalan enjoy nikmatin hidup! Well, sekarang gue lagi mencoba (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar